Kamis, 13 November 2014

HARI KIAMAT

A.    Pendahuluan
Salah satu pilar dasar Islam adalah keyakinan adanya hari kiamat . Dalam Al-Qur’an dan hadis, sering disebut juga dengan hari akhir. Penyebutan yang mengisyaratkan bahwa kiamat terkait erat dengan saat-saat terakhir alam semesta dan kehidupan makhluk. Sebuah fenomena logis dari keberadaan semua yang ada dijagat raya. Allah adalah adalah asal dan sumber dari semua yang ada. Mengkaitkan keduanya mengisyaratkan betapa pentingnya keyakinan terhadap hari kiamat dalam kerangka memperteguh keimanan dan keislaman.  
B.     Pengertian Hari Kiamat
Etimologi kiamat terserap dari kosa kata kata bahasa Arab, qama-yaqumu-qiyaman yang berarti berdiri, berhenti, atau berada ditengah. Kiamat (al-qiyamah) diartikan sebagai kebangkitan dari kematian, yaitu dihidupkannya semua manusia setelah kematiannya. Hari kiamat (yaum al-qiyamah) berarti hari atau saat terjadinya kebangkitan (manusia) dari kubur.
 Sedangkan, menurut Terminologi kiamat terdefinisikan dalam berbagai rumusan yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya dalam eksiklopedi islam disebutkan, kiamat adalah hari akhir atau saat penghabiskan dari hari-hari didunia. Hari tersebut ditandai dengan tiupan sangkakala (terompet) oleh Malaikat Israfil, kemudian bumi bergoyang mengeluarkan segala isinya, lalu lenyap dan diganti dengan bumi yang lain.
Selain itu, ada juga beberapa pendapat ulama tentang hari kiamat diantaranya yaitu:
1.      Sayyid sabiq dalam bukunya yang berjudul al-Aqa’id al-Islamiyyah menjelaskan: “Hari kiamat adalah suatu keadaan dan yang didahului dengan musnahnya alam semesta. Saat itu, seluruh makhluk yang masih hidup akan mati. Bumi pun akan berganti, bukannya bumi dan langit yang ada sekarang”.
2.      Quraish Shihab dalam bukunya yang berjudul Perjalanan Menuju Keabadian menjelaskan : “Para ulama menjelaskan bahwa ada dua macam kiamat kecil dan besar. Kiamat kecil adalah saat kematian orang perorang. Sedangkan, kiamat besar adalah yang bermula dari kehancuran alam raya”.
3.      Didin hafidzudin menyatakan bahwa “Kiamat diawali dengan tiupan trompet sebagai tanda kehancuran alam”.
C.    Tanda-tanda Kiamat
Allah sengaja merahasiakan terjadinya hari kiamat. Hanya Dialah yang tahu. Itu dilakukan agar manusia senantiasa waspada terhadap segala kemungkinan yang bakal terjadi, seperti kematian. Kematian sendiri adalah sebuah tanda kiamat kecil. Dengan dirahasiakannya ajal dan hari kiamat, diharapkan manusia selalu mendekatkan diri kepada Allah dengan perbanyak amal ibadah.
Al-Qur’an dan Sunnah pun hanya menginformasikan tanda-tandanya. Tanda-tanda akan terjadinya kiamat itu terbagi menjadi dua macam yaitu: 1) Tanda-tanda kecil kiamat, dan 2) Tanda-tanda besar kiamat.
Ø  Tanda-tanda kiamat kecil antara lain :[1]
Pertama, tebelahnya bulan. Peristiwa terbelahnya bulan sudah terjadi pada saat nabi Muhammad masih berada di Makkah. Diawali dengan tuntutan kaum musyrikin tentang tanda keNabian, terjadilah pristiwa bulan terbelah dua.
Kedua, munculnya api dari Madinah yang cahayanya bisa terlihat dari negeri “Busra” di Syam (Syria).
Ketiga, munculnya banyak Dajjal yang mengaku Nabi. Sehingga,banyak orang yang mengaku  sebagai Nabi, baik saat nabi masih hidup atau setelah meninggal.
Keempat, banyaknya budak perempuan yang melahirkan tuannya dan banyaknya bangunan yang menculang tinggi seperti gedung pencakar langit.
Kelima, banyaknya kebodohan dan hilangnya ilmu (Agama). Sebab, saat ini orang yang ahli dalam bidang tekhnologi dan lainnya semakin banyak. Tetapi, sedangkan Ilmu agamanya semakin berkurang.
Keenam, banyaknya kematian atau pembunuhan. Ini bisa dirasakan pada masa setelah Nabi meninggal, terjadi peperangan antara kaum muslimin sendiri, banyak peperangan antara satu bangsa dan yang lainnya. Nyawa manusia pada akhir zaman seakan tidak lagi mempunyai makna lagi dan begitu sangat murah.
Ketujuh, banyak beredarnya minuman keras dan perzinaan. Ini terbukti dengan merebaknya minuman keras dan narkoba yang bahkan menjadi persoalan besar masyarakat dunia. Begitu juga dengan merebaknya perzinaan. Banyak media yang menyuguhkan foto-foto porno. Persoalan ini tidak lagi dipandang sebagai perbuatan dosa besar tetapi sudah menjadi kebiasaan dimana-mana.
Kedelapan, banyaknya fitnah. Fitnah disini bermakna masalah besar dalam kehidupan seseorang sehingga agama sering kali dilepaskan begitu saja, tanpa beban.
Ø  Tanda-tanda hari Kiamat besar antara lain yaitu:
Peristiwa kiamat besar  ini yang diterangkan dalam surat AL-ZALZALAH Ayat 1-8
1.      Waktu berputar semakin cepat, sehingga setahun terasa sebulan, sebulan terasa seminggu
2.      Matahari terbit dari sebelah barat
3.      Keluarnya Dajjal, yaitu sosok pembohong yang menutupi kebenaran
4.      Adanya Ya’juj dan Ma;juj, yaitu segolongan manusia yang memiliki kekuatan besar dan berpikiran sesat
5.      Turunya Imam Mahdi ke dunia untuk meluruskan syari’at Islam dan mengidupkan sunnah-sunnah Rasulullah SAW
6.      Turunya Nabi Isa A.S yang akan memperjuangkan kebenaran bersama Imam Mahdi. Dialah yang menumpas Dajjal serta mengajak umat manusia untuk mengesakan Allah dan menyembah-Nya
7.      Hilangnya Al-Qur’an dari mushaf (lembaran-lembaran) dari hati manusia.

D.    Kepastian Terjadinya Hari Kiamat
Kiamat pasti akan terjadi, sesuatu yang akan pasti datang tetapi tidak ada seorangpun yang tahu kapan kiamat akan datang hanya Allah saja lah yang tau kapan kiamat akan terjadi. Karena ada beberapa ayat dalam Al-Qur’an yang dapat sebagai bukti atau untuk memperkuat kepastian kiamat akan terjadi didunia ini diantaranya yaitu:
Allah berfirman dalam QS. Al-Hajj (22) ayat 7
وَأَنَّٱلسَّاعَةَءَاتِيَةٌلَّارَيْبَفِيهَاوَأَنَّٱللَّهَيَبْعَثُمَنفِىٱلْقُبُورِ﴿٧﴾
Artinya: “Dan sungguh, (hari) Kiamat itu pasti datang, tidak ada keraguan padanya,  dan sungguh, Allah akan membangkitkan siapa pun yang di dalam kubur”(7).
Tafsirnya:
Dan sungguh, (hari) Kiamat itu pasti datang, berarti suatu ketentuan yang pasti dari Allah. Tidak ada yang kekal, kecuali Allah itu sendiri. Tidak ada keraguan padanya,artinya yang timbul ragu hanyalah orang yang tidak berpikir  dan sungguh, Allah akan membangkitkan siapa pun yang di dalam kubur, ayat-ayat terdahulu telah membawa fikiran untuk menerima kemungkinan itu. Sehingga kepercayaan akan datangnya hari kiamat, bukanlah lagi hal yang tidak masuk akal, dan bukan satu kepercayaan yang dipaksakan, melainkan hal yang wajar, setelah kita disadarkan oleh keajaiban yang kita saksikan.[2]
Sedangkan, dalam QS. Thaha (20) ayat 15 yang berbunyi sebagai berikut:
إِنَّ ٱلسَّاعَةَ ءَاتِيَةٌ أَكَادُ أُخْفِيهَا لِتُجْزَىٰ كُلُّ نَفْسٍۭ بِمَا تَسْعَىٰ ﴿١٥
Artinya: “Sungguh, hari Kiamat itu akan datang, Aku merahasiakan (waktunya) agar setiap orang dibalas sesuai dengan apa yang telah dia usahakan”(15).
Tafsirnya:
Allah berfirman : Sungguh, hari Kiamat itu akan datang, artinya ini pun pokok kepercayaan yang mesti jadi pegangan. Terutama terlebih dahulu jadi pegangan erat bagi seorang Nabi atau Rasul. Sesudah yakin percaya akan adanya Allah, percayalah pula bahwa dibelakang hidup sekarang ini akan datang hari kiamat, yang disebut juga saat. Saat yang ditunggu-tunggu selamanya dan pasti datang. Aku merahasiakan (waktunya), artinya tak ada seorang pun yang tahu, walaupun malaikat sekalipun, bila kiamat itu akan datang. Kepada nabi-nabi pun kiamat dirahasiakan, termasuk nabi Musa sebagai tersebut di dalam ayat ini. Agar setiap orang dibalas sesuai dengan apa yang telah dia usahakan, artinya Supaya manusia hidup bekerja sebagai biasa. Beramal dan berusaha menurut sewajarnya, jangan sampai mengejutkan atau menimbulkan bermalas-malas.[3]
E.     Fenomena Hari Kiamat
Selain waktu kapan kiamat akan terjadi yang dirahasiakan oleh Allah. Pasti terbesit dalam pikiran kita bertanya-tanya seperti apa kiamat itu. Agar kita tahu tentang gambaran-gambaran ataupun fenomena yang akan terjadi pada hari  kiamat. Maka Allah memberitahu kita sedikit tentang gambaran atau fenomena kiamat yang terdapat dalam firman Allah dalam Al-Qur’an diantaranya yaitu:
            Dalam QS. Az-Zumar(39)ayat 68-70 yang berbunyi:
وَنُفِخَ فِى ٱلصُّورِ فَصَعِقَ مَن فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَن فِى ٱلْأَرْضِ إِلَّا مَن شَآءَ ٱللَّهُ ثُمَّ نُفِخَ فِيهِ أُخْرَىٰ فَإِذَا هُمْ قِيَامٌ يَنظُرُونَ ﴿٦٨﴾ وَأَشْرَقَتِ ٱلْأَرْضُ بِنُورِ رَبِّهَا وَوُضِعَ ٱلْكِتَٰبُ وَجِا۟ىٓءَ بِٱلنَّبِيِّۦنَ وَٱلشُّهَدَآءِ وَقُضِىَ بَيْنَهُم بِٱلْحَقِّ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ ﴿٦٩﴾ وَوُفِّيَتْ كُلُّ نَفْسٍ مَّا عَمِلَتْ وَهُوَ أَعْلَمُ بِمَا يَفْعَلُونَ ﴿٧٠﴾
Artinya: “Dan sangkakala pun ditiup, maka matilah semua (makhluk) yang di langit dan di bumi kecuali mereka yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sekali lagi (sangkakala itu) maka seketika itu mereka bangun (dari kuburnya) menunggu (keputusan Allah)”(68).”Dan bumi (padang Mahsyar) menjadi terang benderang dengan cahaya (keadilan) Tuhannya; dan buku-buku (perhitungan perbuatan mereka) diberikan (kepada masing-masing), nabi-nabi dan saksi-saksi pun dihadirkan, lalu diberikan keputusan di antara mereka secara adil, sedang mereka tidak dirugikan”(69). “Dan kepada setiap jiwa diberi balasan dengan sempurna sesuai dengan apa yang telah dikerjakannya dan Dia lebih mengetahui apa yang mereka kerjakan”(70).
Tafsirnya:
Dan sangkakala pun ditiup, artinya serunai sangkakala diberi nama dalam kitab-kitab bahasa melayu lama terhadap serunai yang akan dihembuskan di hari kiamat itu.
Maka matilah semua (makhluk) yang di langit dan di bumi kecuali mereka yang dikehendaki Allah, menurut Qatadah menyebutkan dengan jelas bahwa tidak kita ketahui siapa yang dikecualikan itu, karena hanya Allah yang tahu.
Kemudian ditiup sekali lagi (sangkakala itu), artinya berapa jarak diantara tiupan pertama yang menyebabkan segala yang hidup mesti mati dengan tiupan kedua yang menghidupkan kembali, tidaklah kita diberi tahu karena itu adalah semata-mata ilmu Allah.
Maka seketika itu mereka bangun (dari kuburnya) menunggu (keputusan Allah), yaitu bangun dari mautnya, hidup kembali dalam kehidupan yang baru, yang bernama hidup akhirat, kehidupan kembali itulah yang bernama Qiyamah.dan menunggu sikap yang diambil oleh Allah atas segala perbuatan-perbuatan mereka yang telah dilakukan  semasa hidupnya.berapa lama pula masa menunggu itu tidaklah pula dapat diketahui.
Dan bumi (padang Mahsyar) menjadi terang benderang dengan cahaya (keadilan) Tuhannya, bumi yang dimaksud bukan bumi yang sekarang lagi. Bumi itu semuanya menjadi sinar seminar bercahaya gemilang. bukan sebab dari cahaya matahari melainkan dari cahaya Allah yang diliputi  oleh kebesaran dan kekuasaanNya.
Dan buku-buku (perhitungan perbuatan mereka) diberikan (kepada masing-masing), yaitu kitab catatan tentang amal dan usaha hamba-hamba Allah dikala masa hidupnya yang lampau, karena dari sana akan diambil ketentuan kemana mereka akan di hantarkan.
Nabi-nabi dan saksi-saksi pun dihadirkan, lalu diberikan keputusan di antara mereka secara adil, beliau-beliau itu Nabi-nabi didatangkan, demikian juga saksi-saksi syuhada’,orang-orang yang meninggal dalam kemuliaan karena menegakan jalan Allah.
Dan kepada setiap jiwa diberi balasan dengan sempurna sesuai dengan apa yang telah dikerjakannya, disempurnakan sama juga artinya dengan dibayar penuh, tidak ada yang kurang. Kalau seseorang berbuat kebajikan, walaupun kebajikan sekecil apapun akan Allah balas.
Dan Dia lebih mengetahui apa yang mereka kerjakan, artinya sehingga tercenganglah orang yang berbuat baik karena tiba-tiba dia mendapat pahala besar atas perbuatan baik yang dianggapnya kecil saja. Atau seseorang yang menyangka perbuatan yang dikerjakan karena riya’,semata ingin mendapat pujian dari orang lain, tiba-tiba di akhirat rahasiannya itu dibuka Allah,karena Allah lebih tahu.[4]
Sedangkan, dalam QS. Al-Hajj (22) ayat 1-2
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ٱتَّقُوا۟ رَبَّكُمْ إِنَّ زَلْزَلَةَ ٱلسَّاعَةِ شَىْءٌ عَظِيمٌ ﴿١ يَوْمَ تَرَوْنَهَا تَذْهَلُ كُلُّ مُرْضِعَةٍ عَمَّآ أَرْضَعَتْ وَتَضَعُ كُلُّ ذَاتِ حَمْلٍ حَمْلَهَا وَتَرَى ٱلنَّاسَ سُكَٰرَىٰ وَمَا هُم بِسُكَٰرَىٰ وَلَٰكِنَّ عَذَابَ ٱللَّهِ شَدِيدٌ ﴿٢
Artinya:”Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu; sungguh, guncangan (hari) Kiamat itu adalah suatu (kejadian) yang sangat besar”(1).”(Ingatlah) pada hari ketika kamu melihatnya (goncangan itu), semua perempuan yang menyusui anaknya akan lalai terhadap anak yang disusuinya, dan setiap perempuan yang hamil akan keguguran kandungannya, dan kamu melihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, tetapi azab Allah itu sangat keras”(2).
           Tafsirnya:
Wahai manusia!, karena Muhammad Rasulullah di utus kepada seluruh manusia, dan poko dakwah agama pun ialah seruan kepada seluruh manusia. Kepada mereka hendaklah selalu diperingkatkan bahwa hidup itu bukanlah habis sehingga ini saja.
Bertakwalah kepada Tuhanmu, hendaklah kita merasa takut kepada Allah, karena pasti akan datang masanya hari kiamat itu.
Sungguh, guncangan (hari) Kiamat itu adalah suatu (kejadian) yang sangat besar, goncangan kiamat amat besar, seperti terjadinya gempa bumi yang amat dahsyat yang meliputi muka bumi.
Dan kamu melihat manusia dalam keadaan mabuk, artinya ialah kehilangan akal, kehilangan kendali atas diri sendiri. Tidak tahu lagi apa yang mesti dikerjakan.juga bingung karena tidak ada lagi yang akan dipedomani. Keadaan telah berubah samasekali.
Padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, artinya padahal bukanlah mereka mabuk karena salah makan atau minum, tetapi mabuk karena kacau fikiran.[5]

F.     Penutup
Kesimpulan
Etimologi kiamat terserap dari kosa kata kata bahasa Arab, qama-yaqumu-qiyaman yang berarti berdiri, berhenti, atau berada ditengah. Sedangkan, menurut Terminologi kiamat terdefinisikan dalam berbagai rumusan yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya dalam eksiklopedi islam disebutkan, kiamat adalah hari akhir atau saat penghabiskan dari hari-hari didunia. Dan juga hari kiamat terbagi menjadi 2 macam yaitu: hari kiamat kecil dan hari kiamat besar. Kepastian kapan terjadinya hari kiamat hanya Allah yang tahu.
  
G.    Daftar Pustaka
Prof.Dr.Hamka, Tafsir Al-Azhar juz 17, Jakarta: PT. Pustaka Panjimas, Cet.I, 1982
Prof.Dr.Hamka, Tafsir Al-Azhar juz 24, Jakarta: PT. Pustaka Panjimas, Cet.I, 1982
Prof.Dr.Hamka, Tafsir Al-Azhar juz 16, Jakarta: PT. Pustaka Panjimas, Cet.I, 1982
Hafidhuddin,Didin, Tafsir al-Hijri, Jakarta:Kalimah, Cet.I, 2001
Latjah Pentasihan Mushaf Al-Qur’an Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama RI, Kiamat dalam Prespektif Al-Qur’an dan Sains, Jakarta: Latjah Pentasihan Mushaf Al-Qur’an Badan Litbang, Cet. I, 2011


















[1] . Latjah Pentasihan Mushaf Al-Qur’an Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama RI, Kiamat dalam Prespektif Al-Qur’an dan Sains, (Jakarta: Latjah Pentasihan Mushaf Al-Qur’an Badan Litbang, Cet. I, 2011)hal.46-50

[2] . Prof.Dr.Hamka, Tafsir Al-Azhar juz 17, (Jakarta: PT. Pustaka Panjimas, Cet.I, 1982)hal.142

[3] . Prof.Dr.Hamka, Tafsir Al-Azhar juz 16, (Jakarta: PT. Pustaka Panjimas, Cet.I, 1982)hal.133-134

[4] . Prof.Dr.Hamka, Tafsir Al-Azhar juz 24, (Jakarta: PT. Pustaka Panjimas, Cet.I, 1982)hal.87-89

[5] . Prof.Dr.Hamka, Tafsir Al-Azhar juz 17, (Jakarta: PT. Pustaka Panjimas, Cet.I, 1982)hal. 130-133

1 komentar: