Kamis, 13 November 2014

Biografi Ahli Tafsir



Tafsir al-Thabari
Nama lengkap at-Thabari adalah Muhammad bin Jarir bin Yazid bin Katsir bin Ghalib. Dilahirkan di kota Amul. Beliau lahir pada akhir tahun 224 H. Ayahnya senantiasa memotivasi dan mendukung al-Thabari untuk menuntut ilmu. Tanda-tanda kecerdasan dan kepiawaiannya tampak sejak awal ia menuntut ilmu. Usia tujuh tahun ia sudah menghafal Al-Qur’an, usia delapan tahun ia menjadi imam shalat, dan menulis hadis sejak umur sembilan tahun. Pada usia tujuh belas tahun beliau mengembara ke beberapa negara lainya guna untuk menimba ilmu. Salah satu yaitu beliau ke Baghdad lalu ke Basrah kembali ke Baghdad lalu pergi ke Mesir pada tahun 256 H. Tampaklah  kehebatannya dalam berbagai khazanah keilmuan, seperti Al-Qur’an ,fiqh, hadis, bahasa, nahwu, dan syair. Ia menetap di Mesir hingga akhir hayatnya tahun 310 H.
Imam al-Thabari membagi waktu siang dan malamnya hanya untuk kepentingan agama, dirinya, dan orang lain. Sehingga, setiap pagi dan sore ia pun disibukan dengan ilmu, hingga hidup membujang sampai akhir hayatnya. Oleh karena itu ia disebut”hashuran”. Dalam rangka menuntut ilmu, ia tidak cukup hanya dengan usaha yang keras dan sabar, akan tetapi ia dinilai sebagai sosok yang jujur, ikhlas, zuhud, wara’dan amanah. Yang tercatat sebagai guru beliau yaitu: Muslim bin Janadah, Yunus bin ‘Abd al- A’la, Ya’qub Al-Duraqi, Ahmad bin Miqdam al-Ajali, Basyar bin Mu’adz al-Aqdi, dan masih banyak yang lainya. Sedangkan , murid-murid beliau adalah  Ahmad bin  Kamil Al-Qadhi, Abu Bakar al-Syafi’I, Abu Ahmad Ibn Adi, Mu’alla bin Said,Abu al-Qasim Al-Thabarani, dan masih banyak yang lainya.
Al-Thabari adalah seorang Ahli Sunnah Wal Jama’ah. Dalam masalah fiqihnya mengikuti faham dari mazhab Syafi’i. Sedangkan, sumber penafsiran yang digunakan dalam kitab tafsirnya adalah bi-al-ma’tsur dengan metode tahlili, sehingga memiliki pembahasan yang sangat luas, sampai-sampai sulit untuk menentukan corak penafsirannya. Karakteristik penulisan kitab beliau menafsirkan ayat demi ayat dengan merujuk kepada Al-Qur’an, al-hadis, qaul al-sahabah, dan qaul tabi’in. Sistematika penafsiran: riwayat shahih atau mutawatir, tulisannya harus sama dengan musnad-musnad, susunan bahasanya sama dengan tatanan bahasa arab. Kitab Tafsir At-Thabari atau juga masyhur dengan Jami’ al-Bayan an Ta’wili Ay al-Qu’an merupakan kitab tafsir tertua yang sampai kepada kita. Kitab ini ditulis oleh Imam Ibn Jarir al-Thabari .

Zamakhsyari
Nama lengkapnya adalah Abdul Qasim Mahmud bin Umar al- Khawarizmi az- Zamakhsyari. Dilahirkan pada 27 Rajab 467 H. di Zamakhsyar. Ia mulai belajar di negeri sendiri, kemudian melanjutkan ke Bukhara, dan belajar sastra kepada Syaikh Mansur Abi Mudar. Kemudian ke Mekah dan menetap cukup lama sehingga memperoleh julukan jarullah (tetangga Allah). Zhamakhsyari adalah seorang imam pada bidang ilmu bahasa, ma’ani, dan bayan. Ia mempunyai banyak karya dalam bidang hadis, tafsir, nahwu, bahasa, ma’ani, dan lain-lain. Dan diantara karangannya ialah: Al-Kasysyaf,tentang tafsir Qur’an, Al-Fa’iq,tentang makna hadis, Al-Mufassal,tentang nahwu, Al-Minhaj,tentang ushul fiqih, Ru’usul Masa’ilil fiqhiyah,tentang fiqh, dan masih banyak lagi.
Zamakhsyari bermazhab Hanafi dan beraliran kalam Mu’tazilah. Beliau lebih menerapkan metode penulisan tahlili untuk tafsirnya dan menggunakan sumber penafsiran bil-matsur maupun ar-ra’yi. Zamakhsyari dalam menyusun kitab al-Kassyaf adalah sebagai berikut: Ilmu pengetahuan yang dimilikinya sendiri, Kitab-kitab tafsir yang telah lebih dahalu ditulis oleh para mufassir, Sumber qira’at, Sumber bahasa dan nahwu, Sumber sastra. Tafsir ini bukan hanya menganalisa pokok balaghahnya saja, tapi mencakup berbagai persoalan keagamaan dan keilmuan lainnya, seperti ilmu kalam, fiqih, tasawwuf dan sebagainya.

Fakhru Ar-Razi
Nama lengkapnya adalah Abu Abdullah bin Umar ibn al- Husein ibn Hasan ibnu Aly al-Quraisy at- Taimi al-Bakri at- Thrastani ar-Rozi. Gelarnya Fakruddin ( kebanggaan ). Ia di lahirkan di Ray tanggal 15 Ramadhan tahun 544 H. Orang tuanya adalah salah seorang imam umat islam. Beliau juga banyak mengarang buku yaitu: Ma’alim Ushul al-Din, Asrar al- Tanzil fi al-Tauhid, Al-Mabahits al- mayriqiyah, Ibtha al- Qiyas, Al-Handasah, dan masih banyak lainnya. Ia termasuk kalangan Ahlusunnah pengikut Asyariyah dan bermazhab Syafi’I mengikuti ayahnya. Sedangkan, sumber penafsiran yang digunakan dalam kitab tafsirnya adalah bi-al-ma’tsur dengan metode tahlili sehingga memunculkan corak pembahasan tentang ilmu matematika, filsafat, biologi, dll.
Beliau bereferensikan mengutamakan hubungan antar surah dengan surah dan ayat dengan ayat sehingga menjelaskan hikmah-hikmah yang terkandung di dalamnya, Menyisipkan banyak pendapat ahli ilmu kalam, dan menolaknya, Jika ia menemukan ayat hukum, maka ia selalu menyebutkan semua mazhab fuqoha, Imam al-Razi menambahkan apa-apa yang telah disebutkan diatas banyak masalah tentang ilmu al- Ushul, al- Balaghah, an-Nahwu, dan lain-lainya.  Sistematika penulisan penafsiran Ar-Razi melalui: menafsirkan ayat demi ayat dengan merujuk kepada Al-Qur’an, al-hadis, pendapat para ulama, dan ijtihatnya sendiri . Karekteristik dalam penafsiran Ar-Razi yaitu tafsirnya mengalahkan pengetahuan manusia untuk merealisir tujuannya, untuk mengukuhkan al-I’jaz al’Aqli dan ‘ilmi terhadap al-Qur’an. Dengan demikian, ia hendak menunjukan tidak adanya pertentangan pemikiran dan keterbatasan akal. 

Al-Qurthubi
Nama lengkapnya adalah Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad bin Abi Bakar bin Farh Al-Anshari Al-Khazraji Al-Andalusi Al-Qurthubi. Beliau dilahirkan di Cordova (Spanyol). Disanalah beliau mempelajari bahasa arab, syair, ilmu Al-Qur’an, Qira’at, balaghah, dan ilmu-ilmu lainnya. Setelah itu beliau pindah ke Mesir dan menetap disana, Beliau meninggal pada malam senin pada tanggal 19 syawal tahun 671 H. beliau merupakan salah seorang hamba Allah yang shalih dan ulama yang sudah mencapai tingkatan ma’rifatullah. Beliau sangat zuhud terhadap kehidupan dunia. Usianya dihabiskan untuk beribadah kepada Allah dan menyusun kitab. Diantara guru-guru al-Qurtubhi adalah: Ibn Rawwaj, Ibnu al-Jumaizi, Abu al Abbas Ahmad bin Umar bin Ibrahim al-Maliki al-Qurthubi, Al- Hasan al-Bakari. Hasil karya Al-Qurtubi diantaranya adalah: Kitab Al Aqdhiyyah, Risalah fi Alqam Al Hadits, Qam’u al Harsh  bi Az Zuhud wa Al Qana’ah, Syarh at Taqashshi, Al Asma fi Syarh Asma ‘illah al Husna.
Al-Qurthubi bermazhab Hanafi dan beraliran kalam Ahli Sunnah Wal Jama’ah. Beliau lebih menerapkan metode penulisan tahlili untuk tafsirnya dan menggunakan sumber penafsiran bil-matsur maupun ar-ra’yi. Karakteristik beliau menyandarkan semua perkataan kepada orang-orang yang mengatakannya dan berbagai hadis kepada pengarangnya, karena dikatakan bahwa diantara berkah ilmu adalah menyandarkan perkataan kepada orang yang mengatakannya.
Langkah –langkah yang dilakukan oleh Imam al-Qurthubi dalam menafsirkan al-Qur’an dapat dijelaskan dengan perincian sebagai berikut:
1.      Memberikan kupasan dari segi bahasa.
2.      Menyebutkan ayat-ayat lain yang berkaitan, dan hadis-hadis dengan menyebut sumbernya sebagai dalil.
3.      Mengutip pengapat ulama dengan menyebut sumbernya sebagai alat untuk menjelaskan hukum-hukum yang berkaitan dengan pokok bahasan.
4.      Menolak pendapat yang dianggap tidak sesuai dengan ajaran islam.
5.      Mendiskusikan pendapat ulama dengan argumentasi masing-masing, setelah itu melakukan tarjih dengan mengambil pendapat yang dianggap paling benar.

TAFSIR IBNU KATSIR
Nama lengkapnya adalah Abu Fida ‘Imaduddin Ismail bin Umar bin Katsir al-Qurasyi al-Bushrawi. Lahir pada tahun 701 H. di Basrah. Pada umur lima tahun beliau pindah ke kota Damaskus,menetap dan menimba ilmu serta mengajar di kota tersebut. Genap Umur 10 tahun beliau sudah hafal al-Qur’an. Ia menimba ilmu dari Syaikh Burhanudin Al-Fazari dan yang lainya. Ia juga mendengar dari Suwaid, Al-Qasim, Ibnu Asakir, dan masih banyak lagi. Ibnu Katsir adalah seorang syaikh, al imam, al hafizh, al mufid, tokoh caliber. Ia wafat pada hari kamis, tanggal 26 Sya’ban, tahun 774 pada usia 74 tahun. Beliau juga mempunyai banyak kitab karangannya sendiri diantaranya yaitu: Tafsir al-Qur’an al- ‘Azdzim, Syarhu al- Tanbih, Al-Ijtihad fi Thalabi al-Jihad, Syarhu Shahih al-Bukhari, dan masih banyak lagi. Ia bermazhab Syafi’i dan beraliran ilmu kalam Ahlu As-Sunnah Wa Al-Jama’ah (Sunni).
Dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an, beliau lebih mementingkan riwayat-riwayat yang shahih dan marfu’, baik itu antara ayat al-Qur’an dengan ayat al-Qur’an, dengan hadis nabi, dengan perkataan para sahabat dan bahkan dengan pendapat-pendapat para tabi’in dan para ulama dengan mengkhususkan pada pendapat yang tidak ada ikthilaf didalamnya. Ia menggunakan metode manhaj tahlili dan semi maudhu’i dalam penafsirannya. Sedangkan, sumber penafsiranya beliau menggunakan bi al-ma’tsur atau bi al- riwayah. Sistematika dalam penyusunan tafsirnya Ibnu Katsir yaitu menafsirkan seluruh atat-ayat al-Qur’an sesuai susunannya dalam mushaf al-Qur’an, ayat demi ayat dan surah demi surah, dimulai dengan al-fatihah dan diakhiri dengan surah an-Nas. Maka secara sistematika ,tafsir ini menempuh Tartib Mushafi. Sehingga, menciptakan kualitas yang tinggi dalam tafsir ibnu Katsir ini sendiri, yang memiliki warna sendiri dalam menafsirkan ayat-ayat suci al-Qur’an.
  
Al-Alusi
Al-Alusi adalah seorang pemikir muslim yang ahli dalam bidang ilmu agama, baik yang bersifat ushuli maupun furu’i. Disebuah kota dekat Baghdad yang bernama Karh pada hari Jum’at 14 Sya’ban 1217 H/ 1902 M, beliau lahir dengan nama lengkap Mahmud bin Abdillah bin Muhammad bin Darwisy al-Husaini al-Alusi Syihab al-Din al-Shana.  Berdasar nama ini, dapat disimpulkan bahwa berasal dari Alusi. Semasa hidupnya beliau dikenal dengan kepiawaiannya dalam bidang ilmu pengetahuan sehingga dipercaya memangku jabatan mufti. Beliau memulai proses intelektualnya dengan mempelajari bahasa Arab, fiqh, mantiq, dan hadis dari ayahnya sendiri. Karena kekuatan hafalannya, pada umur lima tahun beliau sudah hafal matan hadis dalam beberapa kitab dan bahkan al-Qur’an.
Sejak beliau muda, beliau dibimbing oleh ayahnya sendiri yaitu Syaikh al-Suwaidi, selain itu beliau juga berguru kepada Syaikh al-Naqsabandi yang mengajari beliau tentang ilmu tasawuf. Hasil karya tulisan beliau antara lain: Hasyiyah ‘ala al-Qatr al-Salim, al-Ajwibah al-‘Iraqiyyah Iraniyyah, dan masih banyak lagi. Beliau wafat pada hari Jum’at tanggal 25 Zulqaidah 1270 H/ 19 Agustus1854 M. Al-Alusi mempelajari semua mazhab dan bidang ilmu, tetapi beliau lebih dikenal dengan tokoh akidah salaf dan bermazhab Syafi’i. Sedangkan, sumber penafsiran yang digunakan beliau adalah perpaduan dari sumber matsur dan al-ra’yi. Dan diantara kitab tafsir atau ulama yang menjadi rujukan beliau dalam menafsirkan kandungan makna al-Qur’an adalah: Kitab Tafsir Ibn Athiyyah, Kitab Tafsir Abi Hayyan, Kitab Tafsir Kassyaf dan lain-lain.
Metode al-Alusi yang dipergunakan dalam penafsirannya terhadap al-Qur’an adalah metode tahlili. Sementara, mengenai corak yang dituangkan dalam tafsirnya yaitu bercorak isyari. Al-Alusi dinilai sangat selektif dalam mengambil riwayat-riwayat israiliyat, hal ini bukan dimaksudkan sebagai dasar penafsiran, melainkan untuk menunjukan kebatilan riwayat tersebut yang menjadikan tafsir al-Alusi ini mempunyai karakteristik tersendiri.

Secara terperinci langkah-langkah yang digunakan al-Alusi dapat diketahui sari model penulisan yang dituangkan dalam tafsirnya. Diantaranya sebagai berikut:1. Menafsirkan dengan memulai pada penamaan surah, 2. Menyebutkan pendapat para ulama dalam penamaan suatu surah al-Qur’an serta perbedaan yang ada, 3. Menyebutkan keutamaan surah dan kekhususannya, 4. Penafsirannya ayat demi ayat, dan kalimat demi kalimat, 5. Memperkuat penafsirannya dengan mengutip hadis,perkataan sahabat, tabi’in, dan pendapat para ulama, 6.menjelaskan berdasarkan gramatika bahasa,balaghah,dan qira’atnya, 7. Mencantumkan penjelasan tentang munasabah ayat-ayat al-Qur’an, 8. Mencantumkan asbab al-nuzul, 9. Menyertakan beberapa syair Arab. 

1 komentar: