Tafsir al-Thabari
Nama lengkap at-Thabari adalah Muhammad bin Jarir bin Yazid bin
Katsir bin Ghalib. Dilahirkan di kota Amul. Beliau lahir pada akhir
tahun 224 H. Ayahnya senantiasa memotivasi dan mendukung al-Thabari untuk
menuntut ilmu. Tanda-tanda kecerdasan dan kepiawaiannya tampak sejak awal ia
menuntut ilmu. Usia tujuh tahun ia sudah menghafal Al-Qur’an, usia delapan
tahun ia menjadi imam shalat, dan menulis hadis sejak umur sembilan tahun. Pada
usia tujuh belas tahun beliau mengembara ke beberapa negara lainya guna untuk
menimba ilmu. Salah satu yaitu beliau ke Baghdad lalu ke Basrah
kembali ke Baghdad lalu pergi ke Mesir pada tahun 256 H. Tampaklah kehebatannya dalam berbagai khazanah
keilmuan, seperti Al-Qur’an ,fiqh, hadis, bahasa, nahwu,
dan syair. Ia menetap di Mesir hingga akhir hayatnya tahun 310 H.
Imam al-Thabari membagi waktu siang dan malamnya hanya untuk
kepentingan agama, dirinya, dan orang lain. Sehingga, setiap pagi dan sore ia
pun disibukan dengan ilmu, hingga hidup membujang sampai akhir hayatnya. Oleh
karena itu ia disebut”hashuran”. Dalam rangka menuntut ilmu, ia tidak
cukup hanya dengan usaha yang keras dan sabar, akan tetapi ia dinilai sebagai
sosok yang jujur, ikhlas, zuhud, wara’dan amanah. Yang
tercatat sebagai guru beliau yaitu: Muslim bin Janadah, Yunus bin ‘Abd al-
A’la, Ya’qub Al-Duraqi, Ahmad bin Miqdam al-Ajali, Basyar bin Mu’adz al-Aqdi,
dan masih banyak yang lainya. Sedangkan , murid-murid beliau adalah Ahmad bin
Kamil Al-Qadhi, Abu Bakar al-Syafi’I, Abu Ahmad Ibn Adi, Mu’alla bin
Said,Abu al-Qasim Al-Thabarani, dan masih banyak yang lainya.
Al-Thabari adalah seorang Ahli Sunnah Wal Jama’ah. Dalam
masalah fiqihnya mengikuti faham dari mazhab Syafi’i. Sedangkan, sumber
penafsiran yang digunakan dalam kitab tafsirnya adalah bi-al-ma’tsur
dengan metode tahlili, sehingga memiliki pembahasan yang sangat luas,
sampai-sampai sulit untuk menentukan corak penafsirannya. Karakteristik penulisan
kitab beliau menafsirkan ayat demi ayat dengan merujuk kepada Al-Qur’an, al-hadis,
qaul al-sahabah, dan qaul tabi’in. Sistematika penafsiran: riwayat shahih
atau mutawatir, tulisannya harus sama dengan musnad-musnad, susunan bahasanya
sama dengan tatanan bahasa arab. Kitab Tafsir At-Thabari atau juga masyhur
dengan Jami’ al-Bayan an Ta’wili Ay al-Qu’an merupakan kitab tafsir
tertua yang sampai kepada kita. Kitab ini ditulis oleh Imam Ibn Jarir al-Thabari
.
Zamakhsyari
Nama lengkapnya adalah Abdul Qasim Mahmud bin Umar al- Khawarizmi
az- Zamakhsyari. Dilahirkan pada 27 Rajab 467 H. di Zamakhsyar. Ia mulai
belajar di negeri sendiri, kemudian melanjutkan ke Bukhara, dan belajar sastra
kepada Syaikh Mansur Abi Mudar. Kemudian ke Mekah dan menetap cukup lama
sehingga memperoleh julukan jarullah (tetangga Allah). Zhamakhsyari
adalah seorang imam pada bidang ilmu bahasa, ma’ani, dan bayan.
Ia mempunyai banyak karya dalam bidang hadis, tafsir, nahwu, bahasa, ma’ani,
dan lain-lain. Dan diantara karangannya ialah: Al-Kasysyaf,tentang
tafsir Qur’an, Al-Fa’iq,tentang makna hadis, Al-Mufassal,tentang nahwu,
Al-Minhaj,tentang ushul fiqih, Ru’usul Masa’ilil fiqhiyah,tentang
fiqh, dan masih banyak lagi.
Zamakhsyari bermazhab Hanafi dan beraliran kalam Mu’tazilah.
Beliau lebih menerapkan metode penulisan tahlili untuk tafsirnya dan
menggunakan sumber penafsiran bil-matsur maupun ar-ra’yi.
Zamakhsyari dalam menyusun kitab al-Kassyaf adalah sebagai berikut: Ilmu
pengetahuan yang dimilikinya sendiri, Kitab-kitab tafsir yang telah lebih
dahalu ditulis oleh para mufassir, Sumber qira’at, Sumber bahasa dan nahwu,
Sumber sastra. Tafsir ini bukan hanya menganalisa pokok balaghahnya saja, tapi
mencakup berbagai persoalan keagamaan dan keilmuan lainnya, seperti ilmu kalam,
fiqih, tasawwuf dan sebagainya.
Fakhru Ar-Razi
Nama lengkapnya adalah Abu Abdullah bin Umar ibn al- Husein ibn
Hasan ibnu Aly al-Quraisy at- Taimi al-Bakri at- Thrastani ar-Rozi. Gelarnya
Fakruddin ( kebanggaan ). Ia di lahirkan di Ray tanggal 15 Ramadhan tahun 544
H. Orang tuanya adalah salah seorang imam umat islam. Beliau juga banyak
mengarang buku yaitu: Ma’alim Ushul al-Din, Asrar al- Tanzil fi al-Tauhid,
Al-Mabahits al- mayriqiyah, Ibtha al- Qiyas, Al-Handasah, dan masih banyak
lainnya. Ia termasuk kalangan Ahlusunnah pengikut Asyariyah dan
bermazhab Syafi’I mengikuti ayahnya. Sedangkan, sumber penafsiran yang
digunakan dalam kitab tafsirnya adalah bi-al-ma’tsur dengan metode
tahlili sehingga memunculkan corak pembahasan tentang ilmu matematika,
filsafat, biologi, dll.
Beliau bereferensikan mengutamakan hubungan antar surah dengan
surah dan ayat dengan ayat sehingga menjelaskan hikmah-hikmah yang terkandung
di dalamnya, Menyisipkan banyak pendapat ahli ilmu kalam, dan menolaknya, Jika
ia menemukan ayat hukum, maka ia selalu menyebutkan semua mazhab fuqoha, Imam
al-Razi menambahkan apa-apa yang telah disebutkan diatas banyak masalah tentang
ilmu al- Ushul, al- Balaghah, an-Nahwu, dan lain-lainya. Sistematika penulisan penafsiran Ar-Razi
melalui: menafsirkan ayat demi ayat dengan merujuk kepada Al-Qur’an, al-hadis,
pendapat para ulama, dan ijtihatnya sendiri . Karekteristik
dalam penafsiran Ar-Razi yaitu tafsirnya mengalahkan pengetahuan manusia untuk
merealisir tujuannya, untuk mengukuhkan al-I’jaz al’Aqli dan ‘ilmi
terhadap al-Qur’an. Dengan demikian, ia hendak menunjukan tidak adanya
pertentangan pemikiran dan keterbatasan akal.
Al-Qurthubi
Nama lengkapnya adalah Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad bin Abi
Bakar bin Farh Al-Anshari Al-Khazraji Al-Andalusi Al-Qurthubi. Beliau
dilahirkan di Cordova (Spanyol). Disanalah beliau mempelajari bahasa arab,
syair, ilmu Al-Qur’an, Qira’at, balaghah, dan ilmu-ilmu lainnya. Setelah itu
beliau pindah ke Mesir dan menetap disana, Beliau meninggal pada malam senin
pada tanggal 19 syawal tahun 671 H. beliau merupakan salah seorang hamba Allah
yang shalih dan ulama yang sudah mencapai tingkatan ma’rifatullah.
Beliau sangat zuhud terhadap kehidupan dunia. Usianya dihabiskan untuk
beribadah kepada Allah dan menyusun kitab. Diantara guru-guru al-Qurtubhi
adalah: Ibn Rawwaj, Ibnu al-Jumaizi, Abu al Abbas Ahmad bin Umar bin Ibrahim
al-Maliki al-Qurthubi, Al- Hasan al-Bakari. Hasil karya Al-Qurtubi diantaranya
adalah: Kitab Al Aqdhiyyah, Risalah fi Alqam Al Hadits, Qam’u al Harsh bi Az Zuhud wa Al Qana’ah, Syarh at
Taqashshi, Al Asma fi Syarh Asma ‘illah al Husna.
Al-Qurthubi bermazhab Hanafi dan beraliran kalam Ahli
Sunnah Wal Jama’ah. Beliau lebih menerapkan metode penulisan tahlili
untuk tafsirnya dan menggunakan sumber penafsiran bil-matsur maupun ar-ra’yi.
Karakteristik beliau menyandarkan semua perkataan kepada orang-orang yang
mengatakannya dan berbagai hadis kepada pengarangnya, karena dikatakan bahwa
diantara berkah ilmu adalah menyandarkan perkataan kepada orang yang
mengatakannya.
Langkah –langkah yang dilakukan oleh Imam al-Qurthubi dalam
menafsirkan al-Qur’an dapat dijelaskan dengan perincian sebagai berikut:
1.
Memberikan kupasan dari segi bahasa.
2.
Menyebutkan ayat-ayat lain yang berkaitan, dan hadis-hadis dengan
menyebut sumbernya sebagai dalil.
3.
Mengutip pengapat ulama dengan menyebut sumbernya sebagai alat
untuk menjelaskan hukum-hukum yang berkaitan dengan pokok bahasan.
4.
Menolak pendapat yang dianggap tidak sesuai dengan ajaran islam.
5.
Mendiskusikan pendapat ulama dengan argumentasi masing-masing,
setelah itu melakukan tarjih dengan mengambil pendapat yang dianggap paling
benar.
TAFSIR IBNU KATSIR
Nama lengkapnya adalah Abu Fida ‘Imaduddin Ismail bin Umar bin
Katsir al-Qurasyi al-Bushrawi. Lahir pada tahun 701 H. di Basrah. Pada umur
lima tahun beliau pindah ke kota Damaskus,menetap dan menimba ilmu serta
mengajar di kota tersebut. Genap Umur 10 tahun beliau sudah hafal al-Qur’an. Ia
menimba ilmu dari Syaikh Burhanudin Al-Fazari dan yang lainya. Ia juga
mendengar dari Suwaid, Al-Qasim, Ibnu Asakir, dan masih banyak lagi. Ibnu
Katsir adalah seorang syaikh, al imam, al hafizh, al mufid, tokoh caliber.
Ia wafat pada hari kamis, tanggal 26 Sya’ban, tahun 774 pada usia 74 tahun. Beliau
juga mempunyai banyak kitab karangannya sendiri diantaranya yaitu: Tafsir
al-Qur’an al- ‘Azdzim, Syarhu al- Tanbih, Al-Ijtihad fi Thalabi al-Jihad,
Syarhu Shahih al-Bukhari, dan masih banyak lagi. Ia bermazhab Syafi’i
dan beraliran ilmu kalam Ahlu As-Sunnah Wa Al-Jama’ah (Sunni).
Dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an, beliau lebih mementingkan
riwayat-riwayat yang shahih dan marfu’, baik itu antara ayat al-Qur’an dengan
ayat al-Qur’an, dengan hadis nabi, dengan perkataan para sahabat dan bahkan
dengan pendapat-pendapat para tabi’in dan para ulama dengan mengkhususkan pada
pendapat yang tidak ada ikthilaf didalamnya. Ia menggunakan metode manhaj
tahlili dan semi maudhu’i dalam penafsirannya. Sedangkan, sumber
penafsiranya beliau menggunakan bi al-ma’tsur atau bi al- riwayah.
Sistematika dalam penyusunan tafsirnya Ibnu Katsir yaitu menafsirkan seluruh
atat-ayat al-Qur’an sesuai susunannya dalam mushaf al-Qur’an, ayat demi ayat
dan surah demi surah, dimulai dengan al-fatihah dan diakhiri dengan
surah an-Nas. Maka secara sistematika ,tafsir ini menempuh Tartib
Mushafi. Sehingga, menciptakan kualitas yang tinggi dalam tafsir ibnu
Katsir ini sendiri, yang memiliki warna sendiri dalam menafsirkan ayat-ayat
suci al-Qur’an.
Al-Alusi
Al-Alusi adalah seorang pemikir muslim yang ahli dalam bidang ilmu
agama, baik yang bersifat ushuli maupun furu’i. Disebuah kota
dekat Baghdad yang bernama Karh pada hari Jum’at 14 Sya’ban 1217 H/ 1902 M,
beliau lahir dengan nama lengkap Mahmud bin Abdillah bin Muhammad bin Darwisy
al-Husaini al-Alusi Syihab al-Din al-Shana. Berdasar nama ini, dapat disimpulkan bahwa
berasal dari Alusi. Semasa hidupnya beliau dikenal dengan kepiawaiannya dalam
bidang ilmu pengetahuan sehingga dipercaya memangku jabatan mufti.
Beliau memulai proses intelektualnya dengan mempelajari bahasa Arab, fiqh,
mantiq, dan hadis dari ayahnya sendiri. Karena kekuatan hafalannya, pada umur
lima tahun beliau sudah hafal matan hadis dalam beberapa kitab dan bahkan
al-Qur’an.
Sejak beliau muda, beliau dibimbing oleh ayahnya sendiri yaitu
Syaikh al-Suwaidi, selain itu beliau juga berguru kepada Syaikh al-Naqsabandi
yang mengajari beliau tentang ilmu tasawuf. Hasil karya tulisan beliau antara
lain: Hasyiyah ‘ala al-Qatr al-Salim, al-Ajwibah al-‘Iraqiyyah Iraniyyah, dan
masih banyak lagi. Beliau wafat pada hari Jum’at tanggal 25 Zulqaidah 1270 H/
19 Agustus1854 M. Al-Alusi mempelajari semua mazhab dan bidang ilmu, tetapi
beliau lebih dikenal dengan tokoh akidah salaf dan bermazhab Syafi’i.
Sedangkan, sumber penafsiran yang digunakan beliau adalah perpaduan dari sumber
matsur dan al-ra’yi. Dan diantara kitab tafsir atau ulama yang menjadi rujukan
beliau dalam menafsirkan kandungan makna al-Qur’an adalah: Kitab Tafsir Ibn
Athiyyah, Kitab Tafsir Abi Hayyan, Kitab Tafsir Kassyaf dan lain-lain.
Metode al-Alusi yang dipergunakan dalam penafsirannya terhadap
al-Qur’an adalah metode tahlili. Sementara, mengenai corak yang dituangkan
dalam tafsirnya yaitu bercorak isyari. Al-Alusi dinilai sangat selektif dalam
mengambil riwayat-riwayat israiliyat, hal ini bukan dimaksudkan sebagai dasar
penafsiran, melainkan untuk menunjukan kebatilan riwayat tersebut yang
menjadikan tafsir al-Alusi ini mempunyai karakteristik tersendiri.
Secara terperinci langkah-langkah yang digunakan al-Alusi dapat
diketahui sari model penulisan yang dituangkan dalam tafsirnya. Diantaranya
sebagai berikut:1. Menafsirkan dengan memulai pada penamaan surah, 2.
Menyebutkan pendapat para ulama dalam penamaan suatu surah al-Qur’an serta
perbedaan yang ada, 3. Menyebutkan keutamaan surah dan kekhususannya, 4.
Penafsirannya ayat demi ayat, dan kalimat demi kalimat, 5. Memperkuat
penafsirannya dengan mengutip hadis,perkataan sahabat, tabi’in, dan pendapat
para ulama, 6.menjelaskan berdasarkan gramatika bahasa,balaghah,dan qira’atnya,
7. Mencantumkan penjelasan tentang munasabah ayat-ayat al-Qur’an, 8.
Mencantumkan asbab al-nuzul, 9. Menyertakan beberapa syair Arab.
gmn mbk sekrang ....dh sukses?
BalasHapus